Minggu, 22 Mei 2016

BNPB: Enam tewas, tiga kritis akibat awan panas Sinabung


Berita Terkini Hari Ini:  Erupsi, 7 Warga Gunung Sinabung Terkena Semburan Lava
Image copyright AFP
Image caption Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung sampai sekarang masih tinggi, letusan disertai awan panas masih sering terjadi.
Data sementara dari BPBD Karo, Sumatera Utara menyatakan terdapat sembilan orang terkena awan panas, enam tewas dan tiga kritis dengan luka bakar terkena awan panas.
Pernyataan resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, "Semua korban adalah warga Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo yang berada di zona merah saat Gunung Sinabung meletus disertai luncuran awan panas pada Sabtu (21/5/2016) pukul 16.48 WIB."
Tim SAR gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, PMI, relawan dan masyarakat terus melakukan pencarian korban dengan menyisir rumah dan kebun masyarakat.
Tidak diketahui secara pasti berapa banyak masyarakat yang berada di Desa Gamber saat kejadian luncuran awan panas.
Nama korban meninggal yaitu, Karman Milala, Irwansyah Sembiring, Nantin Br. Sitepu, Leo Perangin-angin, Ngulik Ginting, dan Ersada Ginting.
Sementara korban luka, Brahim Sembiring, Cahaya Sembiring, dan Cahaya br Tarigan.
Image copyright Getty
Image caption Petani di Desa Tiga Kicat masih mengerjakan kebunnya dengan latar Gunung Sinabung pada 17 Juni 2015. Sebagian masyarakat tetap berkebun bahkan saat letusan terjadi.
Semua korban kini berada di RS Efarina Etaham Kabanjahe.
Menurut pernyataan BNPB, seharusnya tidak ada aktivitas masyarakat di Desa Gamber yang dinyatakan sebagai daerah berbahaya atau zona merah.
Desa Gamber berada pada radius 4km di sisi tenggara dari puncak kawah Gunung Sinabung.
Berdasarkan rekomendasi PVMBG, di Desa Gamber tidak boleh ada aktivitas masyarakat karena berbahaya dari ancaman awan panas, lava pijar, bom, lapilli, abu pekat dan material lain dari erupsi.
"Namun sebagian masyarakat tetap nekat berkebun dan tinggal sementara waktu sambil mengolah kebun dan ladangnya. Alasan ekonomi adalah faktor utama yang menyebabkan masyarakat Desa Gamber tetap nekat melanggar larangan masuk ke desanya," menurut pernyataan tersebut.
Letusan disertai awan panas masih sering terjadi sehingga membahayakan bagi petugas SAR.
Aktivitas vulkanik sampai sekarang masih tetap tinggi. Potensi letusan susulan disertai luncuran awan panas juga masih berpeluang terjadi di sisi timur, tenggara dan selatan.
Image caption Foto yang diambil di Karo pada 14 Juni 2015 ini menunjukkan abu dari Gunung Sinabung. Awan panas bisa melaju dengan kecepatan di atas 100km per jam.
Image copyright AFP
Image caption Foto yang diambil di Karo pada 14 Juni 2015 ini menunjukkan abu dari Gunung Sinabung. Awan panas bisa melaju dengan kecepatan di atas 100km per jam.
"Adanya suplai magma dari perut Gunung Sinabung maka guguran lava yang menghasilkan awan panas umumnya terjadi setelah pertumbuhan kubah lava. Awan panas ini merupakan campuran material berukuran debu hingga blok bersuhu lebih dari 700 derajat Celsius yang meluncur dengan kecepatan bisa di atas 100 kilometer per jam," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB.
Sejak akhir Oktober 2014, Desa Gamber direkomendasikan sebagai daerah berbahaya dan masyarakatnya harus direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Sebanyak 1.683 KK (4.967 jiwa) masyarakat di 4 desa harus direlokasi tahap kedua yaitu dari Desa Gamber, Kuta Tonggal, Gurukinayan, dan Berastepu.
Sambil menunggu proses relokasi, maka masyarakat pun ditempatkan di hunian sementara.
Namun, menurut BNPB, "Adanya keterbatasan lahan menyebabkan relokasi tidak dapat dilakukan secara cepat."

Tidak ada komentar: