Data sementara dari
BPBD Karo, Sumatera Utara menyatakan terdapat sembilan orang terkena
awan panas, enam tewas dan tiga kritis dengan luka bakar terkena awan
panas.
Pernyataan resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) mengatakan, "Semua korban adalah warga Desa Gamber, Kecamatan
Simpang Empat, Kabupaten Karo yang berada di zona merah saat Gunung
Sinabung meletus disertai luncuran awan panas pada Sabtu (21/5/2016)
pukul 16.48 WIB."
Tim SAR gabungan dari TNI, Polri, Basarnas,
BPBD, PMI, relawan dan masyarakat terus melakukan pencarian korban
dengan menyisir rumah dan kebun masyarakat.
Tidak diketahui secara pasti berapa banyak masyarakat yang berada di Desa Gamber saat kejadian luncuran awan panas.
Nama
korban meninggal yaitu, Karman Milala, Irwansyah Sembiring, Nantin Br.
Sitepu, Leo Perangin-angin, Ngulik Ginting, dan Ersada Ginting.
Sementara korban luka, Brahim Sembiring, Cahaya Sembiring, dan Cahaya br Tarigan.
Semua korban kini berada di RS Efarina Etaham Kabanjahe.
Menurut
pernyataan BNPB, seharusnya tidak ada aktivitas masyarakat di Desa
Gamber yang dinyatakan sebagai daerah berbahaya atau zona merah.
Desa Gamber berada pada radius 4km di sisi tenggara dari puncak kawah Gunung Sinabung.
Berdasarkan rekomendasi PVMBG, di Desa Gamber tidak boleh ada
aktivitas masyarakat karena berbahaya dari ancaman awan panas, lava
pijar, bom, lapilli, abu pekat dan material lain dari erupsi.
"Namun
sebagian masyarakat tetap nekat berkebun dan tinggal sementara waktu
sambil mengolah kebun dan ladangnya. Alasan ekonomi adalah faktor utama
yang menyebabkan masyarakat Desa Gamber tetap nekat melanggar larangan
masuk ke desanya," menurut pernyataan tersebut.
Letusan disertai awan panas masih sering terjadi sehingga membahayakan bagi petugas SAR.
Aktivitas
vulkanik sampai sekarang masih tetap tinggi. Potensi letusan susulan
disertai luncuran awan panas juga masih berpeluang terjadi di sisi
timur, tenggara dan selatan.
"Adanya suplai magma dari perut Gunung Sinabung maka
guguran lava yang menghasilkan awan panas umumnya terjadi setelah
pertumbuhan kubah lava. Awan panas ini merupakan campuran material
berukuran debu hingga blok bersuhu lebih dari 700 derajat Celsius yang
meluncur dengan kecepatan bisa di atas 100 kilometer per jam," kata
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB.
Sejak
akhir Oktober 2014, Desa Gamber direkomendasikan sebagai daerah
berbahaya dan masyarakatnya harus direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Sebanyak
1.683 KK (4.967 jiwa) masyarakat di 4 desa harus direlokasi tahap kedua
yaitu dari Desa Gamber, Kuta Tonggal, Gurukinayan, dan Berastepu.
Sambil menunggu proses relokasi, maka masyarakat pun ditempatkan di hunian sementara.
Namun, menurut BNPB, "Adanya keterbatasan lahan menyebabkan relokasi tidak dapat dilakukan secara cepat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar