Selasa, 23 Maret 2010
Hidup dengan do'a
Hidup dengan do'a
Berjuta – juta orang menemukan satu – satunya kepuasan hidup dengan do’a dalam do’a dan sembahyang, kata Gandgi.
Contoh do’a Abbas r.a.
Bagaimana kita bertahan hidup? Tidak lekas berputus asa? Tidak kelabu, berasa kosong?
“ saya sudah merasakan pengalaman paling pahit, yang sifatnya. Itu, diakuinya, pernah membuatnya putus asa. “ Hanya karena do’alah saya dapat mengatasinya. Tampa do’a, hidup terasa kelabu dan kosong. “
menurut gandhi , tokoh yang oleh Asiaweek disebut paling berpengaruh di Asia abad ini, doa’lah yang menyelamatkan jiwanya. Tampa itu mungkin sudah lama saya gila. “ pada tahap tertentu , asketis ini merasa bahwa, seperti halnya tubuh tidak dapat hidup tampa makanan tubuh, katanya, tidak seperlu do’a untuk jiwa. Sebaliknya tidak dikenal kondisi lapar do’a. karena itu, orang tidak mungkin jenuh do’a.
gandhi juga mengaku tidak pernah kehilangan rasa dami, meski dalam keadaan tidak berdaya. Dan, lagi – lagi, kedamaian itu bersumber pada do’a. “ saya bukan cerdik cendikia. Tetapi dengan rendah hati saya menyatakan diri sebagai orang yang berdo’a.”
Tiga Maha Guru Dunia, ( Budha , Yesus , dan Muhammad SAW ). demikian gandhi memberi kesaksian sudah menemukan cahaya melalui do’a – dan tidak mungkin mereka hidup tampa itu. Dan kini, “ berjuta – juta orang menemukan satu – satunya kepuasan hidup dalam do’a dan sembahyang. “
Nabi Muhammad SAW. Pernah menyatakan do’a sebagai ibadat. Lalu membacakan ; “ dan tuhanmu berfirman .Berdo’alah kepadaKu, Aku kabulkan kamu. Sesungguhnya mereka yang menyombingkan diri dari ibadat kepadaKu – akan memasuki Jahanam dalam keadaan hina’ .( Q . 40 : 60 ).lalu Nabi memberi beberapa petunjuk. Diantaranya :
•Sampaikan do’a berulang – ulang . Ibnu Mas’ud menuturkan,
Nabi, kalau berdo’a, mengulanginya tiga kali ( riwayat Muslim )
•Jangan merasa tidak dikabulkan. Rasulullah bersabda,“Do’a kalian akan dikabulkan selagi tidak tergesa–gesa.“lalu ada yang berkata,“Saya sudah berdo’a tapi belum juga dipenuhi.“Sahut Nabi,Jika engkau berdo’a, berdo’alah sesering mungkin.engkau berdo’a kepada Dzat yang Mulia “(HR. Bukhari –Muslim ).
•Berdo’a dengan optimistise. Kata Nabi,“jangan berdo’a dengan ‘ Ya Allah ‘. Ampunilah aku jika Engkau menghendaki ’Hendaknya seseorang memastikan permintaannya, karena bagi Allah tidak ada orang yang bisa memaksaNya.”(Bukhari Muslim).Hadist lain “ berdo’alah kepada Allah sambil kamu yakin do’amu diterima.”
•Dasar diterimanya do’a, dan sumberkeyakinan itu, adalah tibat. Termasuk mengembalikan yang pernah diambil, misalnya, dan menghadap Allah dengan bersih, dengan merasakan keagungan dan kebesaranNya. Bahkan gandhi bilang,
tindakan mengakui kesalahan ibarat setangkai sapu yang menyapu debu dan membuat permukaan lebih bersih dari sebelumnya. Diriwatkan dari KA’ab ibn Al – Ahbar. Katanya , dijzaman Musa a.s. Umat pernah dilanda kerisis pangan yang parah. Musa dan kaumnya keluar meminta hujan. Tetapi, sampai Nabi Musa keluar ketiga kalinya, Tuhan belum berkenan.
Lalu turun wahyu ; “ aku tidak akan memenuhi do’amu dan orang – orangmu selagi diantara kamu masih ada yang mengadu domba. “ Musa bertanya : “ Ya Tuhan, siapa diantara kami yang mengadu domba? Kami usir dia. “ Allah menjawab . “ Musa, Aku melarangmu mengadu domba, tetapi kamu meminta aku mengadu domba, lalu Musa menyeru kaumnya : “ Hai, kaumku , bertobatlah kepada Tuhan kamu, tampa kecuali , dari perbuatan mengadu domba ! “ mereka bertobat. Lalu Allah menurunkan hujan, “ diriwatkan , Umar pernah meminta Abbas r.a. paman Nabi SAW. , berdo’a memohon hujan .Abbas berdo’a :
“Ya Allah , benarkah bencana tidak akan diturunkan dari langit
kecuali karena dosa para hamba, dan tidak akan tersingkap kecuali lantaran tobat. Sudah ada sekelompok kaum yang mendatangi aku untuk memohon kepada-Mu ditempat ini, di tempat tinggal Nabi-Mu saw. Ini. Tangan – tangan kami memohon kepada-Mu dengan penuh dosa, sementara kami saling berpesan untuk bertobat, Engkaulah Dzat yang memelihara kami. Jangan kau biarkan orang menjadi sesat, jangan kau biarkan orang menjadi patah hati…. Bocah – bocah sudah merintih, orang – orang tua meminta belas kasihan , suara keras melambung tinggi penuh pengaduan, sedangkan engkau mematuhi apa yang tersembunyi, Ya , Allah, turunkanlah hujan kepada mereka sebelum mereka berputus asa dan kemudian hancur. Karena tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali mereka yang inkar.”
Selesai berdo’a, langit di atas Madinah mulai di selimuti mendung.
Senin, 22 Maret 2010
Dua anak iblis paling berbahaya
Dua anak iblis paling berbahaya
Ada ragam makhluk gaib seperti genderewo, kuntilanak, tuyul, dll. Kita juga mengenal iblis (Izazil La’natullah ) yang pernah mengelincirkan(Adam as).Dari surga ke Bumi. Tetapi pernahkah kita mengenal anak-anak iblis yang dapat menggelincirkan kita dari bumi ke Neraka?
Apabila kesesatan dihiasi dengan keindahan, pasti menarik dan nampak baik, inilah Jurus Abadi Iblis sebelum menggoda manusia untuk bergumul dengan dosa. Firman Allah SWT. : “ Iblis berkata : “ Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik ( Perbuatan Maksiat )di muka bumi,dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.”(QS .Al-Hijr:39)
Awalnya setan menghiasi perbuatan keji dengan keindahan, dilanjutkan menyesatkan manusia. Menurut Ibnul Qayyim, diantara strategi iblis adalah menyihir akal secara kontinyu hingga manusia terpedaya. Tidak ada yang selamat darinya kecuali yang dikehendaki Allah SWT.
Iblis menghiasi perbuatan yang hakekatnya menimbulkan madhorat sehingga tampak seperti perbuatan bermanfaat. Begitupun sebaliknya, dia menceritakan perbuatan bermanfaat sehingga tampak mendatangkan madharat.
Dalam aksinya itu, iblis memanfaatkan anak-anaknya dalam menjalankan tugasnya. Di antara yang paling berbahaya adalah yang akan kami beberkan berikut ini :
PERTAMA :AL A’WAR(setan zina)
Tugas utama Al A’war adalah menyeru orang berzina dan menghiasinya agar tampak baik dalam pandangan manusia. Dia juga merekrut setan dari jenis manusia sebagai tim sukses mengkampanyekan zina.
Al-A’war menjadikan hal ini sebagai target utama, sehingga dia melakukan saembara bagi balatentaranya yang mampu menjurumuskan manusia kepada zina. Dia akan memakaikan mahkota dikepalanya sebagai tanda jasa.
Rasulullah SAW bersabda, “ jika datang pagi hari, iblis menyebar para tentaranya kemuka bumi lalu berkata, “ siapa diantara kalian yang menyesatkan seseorang Muslim akan aku kenakan Mahkota dikepalanya, “ salah satu tentaranya menghadap dan berkata, “ aku terus menggoda si fulan hingga mau menceraikan istrinya. “ Iblis berkata : Ah, bisa jadi dia akan menikah lagi.” Tentara yang lain menghadap dan berkata,” aku terus menggoda si fulan hingga mau berzina. “ iblis berkata,”Ya, kamu(yang mendapat mahkota!“
PERANGKAP
Segala cara ditempuh, segala sarana dan media digunakan. Sebagaimana seorang pemancing, dia harus memasang umpan agar ikan mau mendekati kailnya. Maka setan memasang umpan agar si korban mau mendatangi perangkapnya. Umpan tersebut berupa ( Nisa’un kaasiyat ‘ariyat,’ wanita yang berpakaian telanjang, pornografi, porno aksi, dan perangkatnya,
Umpan tersebut di pasang ditempat-tempat yang setrategis, sehingga memungkinkan bagi mangsa untuk melihatnya. Di antara tempat strategis tersebut adalah televisi dab media cetak.
BUMBU PENYEDAP
Al-A’war tidak membiarkan umpan itu menyebar begitu saja. Karena masih banyak orang waras yang akan merusak umpannya. Banyak orang sehat yang akan menegur, mencela dan memusuhinya. Untuk itu, dia menciptakan istilah sebagai penyedap rasa. Sehingga yang antipati menjadi netral, yang netral menjdi simpati, yang simpati menjadi balatentaranya.
Di antara istilah yang diilhamkan Al-A’war kepada para anteknya dari golongan manusia adalah menamakan budaya telanjang sebagai bentuk kemajuan, pacaran sebagai upaya penjajakan dan persiapan, nyanyian jorok dan tarian erotis sebagai seni
dan porno aksi disebut sebagai kebebasan bereksprsi.
Bisa dibilang bahwa menamakan perbuatan keji dengan istilah berasumsi baik adalah jurus tersendiri di antara jurus iblis yang diwariskan kepada generasinya. Seperti ketika dia membujuk ADAM dengan perkataannya , “ Kemudian setan membisikan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata,” Hai Adam , maukah saya tunjukan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tak akan binasa ? “(Thaha:120).
Dia menyebut pohon yang dilarang di makan buahnya khuldi, pohon yang apabila dimakan buahnya menyebabkan dia kekal di surga. Tidak berbeda yang dilakukan setan
hari ini, mereka memberi istilah perbuatan keji dengan nama yang disukai hati.
Imformasi yang menyesatkan didringi dengan gambar yang menggiurkan jika datang secara
bertubi-tubi akhirnya dianggap sebagai hal biasa, ataus seakan kebenaran yang layak untuk dibela. Sebagaimana yang telah dimaklumi bahwa dengan pemberitaan yang terus menerus, berita dusta dianggap fakta, kesesatan menjelma sebagai kebenaran dalam pandangan manusia.
Konon media barat tidak mengenal berita yang benar atau yang salah, tetapi berita cerdas atau bodoh. Berita cerdas adalah yang dikemas sehingga tak nampak kedustaannya sedangkan berita bodoh adalah berita yang nampak kedustaannya.
Nampaknya usaha Al A’war dan balatentaranya menuai hasil. Banyak generasi kita yang jatuh ke dalam pelukannya. Mereka mengikuti bujukan Al A’war, mendatangi umpannya, lalu menelan kailnya.
KEDUA :AL WALAHAN(Setan Wudhu)
Tugas utama Al Walahan adalah menggoda mereka yang sedang( Berwudhu ) sehingga menjadi kacau wudhunya.Setan Spesialis(Wudhu) ini bernama ( Al Walahan ). Rasulullah SAW bersabda. “ pada Wudhu itu ada setan yang menggoda, disebutkan Al Walahan, maka hati-hatilah terhadapnya. “
Setan ini menggoda dengan berbagai jurus untuk memperdayai mangsanya. Untuk masing-masing karakter pelaku Wudhu, disiapkan satu jurus untuk melumpuhkannya.
JURUS SETAN WUDHU
Sebagian dipermainkan Al Walahan hingga sibuk mengulang-ngulang Lafazh niat. Akibatnya shalat berjama’ah tertinggal.
Niat memang diharuskan dalam memulai aktifitas agar mendapatkan berkah. Tapi tak ada keterangan yang shahih menunjukan sunahnya melafazhkan niat.
Ada hadist Nabi , “ segala sesuatu tergantung niatnya.” Hadist ini tidak menunjukan perintah melafazhkan niat.jika hadist ini dimaknai sebagai niat yang dilafazhkan, berarti untuk semua amal shalih baik menolong orang tenggelam, belajar, bekerja dalam aktivitas lain menuntut dilafazhkan niat, apakah orang-orang melafazhkan niat ketika melakukan aktivitas amal yang lain ? kalau saja itu baik, tentunya Nabi dan para sahabat melakukannya.”
Sebagian lagi digoda setan ini sehingga asal-asalan ketika melakukan Wudhu. Dia membiarkan anggota tubuhnya yang sewajibnya wajib dibasuh, tidak terkena air, Rasulullah SAW mengingatkan akan hal ini dengan sabdanya : Celakalah tumit dari Neraka.”
Untuk menangkal godaan ini, wajib bagi kita mengetahui, manakah anggota tubuh yang wajib dibasuh atau diusap.”
Allah SWT berfirman : “ Hai orang-orang yang beiman, apabila kamu hendak melakukan shalat, maka basuhlah mukamu dan tangnmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan(basuh)kakimu sampai dengan mata kaki…( QS.Al Maidah:6).
Syekh Ustaimin menyebutkan bahwa‘ istinsyaq’ atau memasukan air kehidung kemudian istinsyar ( mengeluarkannya ) hukumnya wajib karema hidung termasuk bagian dari wajah yang dituntut untuk dibasuh.
Telinga juga wajib untuk diusap karena termasuk bagian dari kepala sebagaimana bunyi hadist : “ Telinga adalah bagian dari kepala.
PEMBOROSAN AIR
Berwudhu yang asal-asalan marupakam jurus setan yang diarahkan bagi mereka yang malas. Sedangkan untuk orang yang antusias dan bersemangat, Al Walahan memiliki jurus lain, yaitu menggoda agar mereka yang berwudhu sangat boros menggunakan air.
Lalu muncul asumsi bagi orang yang berwudhu : semakin banyak air, semakin sempurna wudhunya. Padahal anggapan ini keliru. Rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya akan ada diantara umat ini yang melampui batas dalam bersuci dan berdo’a.
Adapula hadist menyebutkan, tatkala Nabi melewati Sa’ad yang tengah berwudhu beliau bersabda : janganlah boros dalam menggunakan air.” Sa’ad berkata. “ Apakah ada istilah pemborosan dalam hal air? “ beliau menjawab : Ya, meskipun engkau berwudhu disungai yang mengalir. “
Tetapi harus diingat, tidak boros dalam menggunakan air ketika berwudhu, tidak berarti boleh meninggalkan sebagian anggauta yang wajib untuk dibasuh.
RASA RAGU KETIKA BERWUDHU
Jurus lain Al Walahan adalah menanamkan keraguan kepada mereka yang berwudhu. Ketika selesai berwudhu, anak setan ini memisikan di hatinya keraguan akan keabsahan wudhunya. Agar wudhunya di ulang kembali. Akibatnya kehilangan banyak keutamaan seperti takbiratul awal atau shalat jama’ah.
Dikisahkan, telah datang kepada (Ibnu Uqail) seseorang yang terkena jurus setan ini. Dia menceritakan bahwa dirinya telah berwudhu, kemudian dia mengulang-ngulang wudhunya karena ragu. Bahkan dia menceburkan dirinya ke sungani, setelah keluar darinya diapun masih ragu akan wudhunya. Dia bertanya : “ dalam keadaan( masih ragu ) seperti itu apakah saya boleh shalat? “(Ibnu Uqail)“ menjawab bahkan kamu tidak lagi wajib shalat.“
Akan tetapi, betapapun gigihnya usaha setan, bagi orang yang beriman dan konsisten dengan keimanannya, tipu daya setan itu lemah:“karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.(An-Nisa:76 ).
Dari tulisan diatas kita wajib mengetahui tipu daya anak-anak Iblis, agar tidak terjerumus ke dalam kesesatan. “
4
Keajaiban dan karomah Abusa'id
Keajaiban dan karomah Abusa'id
Salah satu dari sekian banyak Sufi
Terbesar pada abad X dan XI M adalah
ABUSA’ID AL KHAIR dari Maihana.
Orang suci ini dikenal memiliki sejumlah keajaiban dan karomah ….
Menurut Dr.A.Zarinkoob didalam bukunya yang berjudul(the Value of Sufi Heritage) ,Syekh satu ini banyak memiliki keajaiban dan karomah yang terlalu dilebih-lebihkan. Walau begitu, Abu Sa’id memiliki banyak pengikut dan penganut sangat fanatik.
Sebagaimana kajian pada umumnya, untuk memahami sosok Abu Sa’id secara jernih dan obyektif diperlukan tinjauan atas ilmu esotarik dan eksoterik . keberanian dan kegemarannya kegemarannya sama tarian eksatik dan lantunan syairnya telah menimbulakn keanehan tersendiri di kalangan para Ulama dan Ilmuan yang hidup sezaman dengannya.
Banyak yang dilakukan untuk membunuh Abu Sa;id, namun dengan bijak Syekh suci yang hidup di abad XI Masehi tepatnya di masa khalifah Abasyiah ini dapat tehindar karena kedalamannya ilmunya.
Sebelum menempuh jalan Sufi dia telah menghapal lebih dari ( 30,000 ) bait Syair kegemarannya akan syair ini terus berlanjut sampai akhir hayatnya. Bahkan sebagai guru dan syekh sufi,
Dia menggunakan syair dengan dua cara yang berbeda. Di anrtaranya adalah Melantunkan dalam pagutuban dan pertemuan kaum sufi dan majlis sama guna meningkatkan intensitas keadaan ektase.
Abu Sa’id Abu Al Khair kecil lahir pada ( 987 M ) di kota Maihana di kawasan Iran timur laut, dan wafat di tempat yang sama pada tahun ( 1061 M ). Ayahnya adalah pemeluk Islam ortodok yang shalih, namun akrab dengan tarekat dan jalan sufi.
Pada suatu ketika, sang ibu membujuk ayahnya agar mengajak Abu Sa’id dengan harapan agar memproleh berkah dari kaum sufi. Sejak itulah api cinta pada illahi yang ada didalam diri Abu Sa’id bergelora. Bahkan, setibanya dirumah dengan serta merta dia meminta kamar khusus yang dindingnya diberi lukisan yang bertuliskan “ Allah “ ketika hal itu
ditanyakan oleh ayahnya, dengan tegas Abu Sa’id menjawab, “ setiap orang menulis nama Rajanya di dinding rumahnya. “ Sang ayah pun langsung saja kagum terhadap sikap anaknya ini.
Sejak itu pula sang ayah melakukan apa saja guna mendidik Abu Sa’id. Mulanya, dia dibawa ke Muhammad Anazi untuk belajar dasar-dasar ilmu Qu’an dan tata bahasa arab.
Pada suatu ketika, saat dia dan ayahnya berangkat untuk menunaikan ibadah shalat jum’at, keduanya bertemu dengan ( Pir Basyr ), wali besar pada masa itu. Ketika melihat Abu Sa’id, Pir Basyr mengalami ektase dan berkata kepada ayah sang bocah, “ Kami tidak bisa meninggalkan dunia ini karena tetap kami akan kosongdan kaum Darwis sudah ditinggalkan sendirian. Kini, aku bisa beristirahat dengan tenang dan yakin.”
Kemudian, dia meminta Abu Sa’id dan ayahnya untuk singgah di pondok dan bercakap-cakap sebentar dengan Pir Basyr, tuan meminta ayah Abu Sa’id untuk memanggil anaknya guna mengambil sepotong roti di atas rak yang lumayan tinggi. Bartahun – tahun kemudian baru Abu Sa’id kejadian yang sebenarnya ; “ Roti itu hangat ketika kusentuh. “ dan ketika Pir Basyr mengambilnya dari tanganku, dia sangat senang dan terharu. Kemudian dia memotong Roti itu menjadi dua bagian. Dia memakannya sepotong dan memberikan sisanya kepadaku. Ayahku heran sebab dia tidak diberi bagian berkah illahi itu.
“sudah(Tiga puluh tahun)aku
meletakan roti ini di atas rak itu.
Aku dijanjikan bahwa orang sentuhan
Tangannya mampu menghangatkan roti ini
Akan menghidupkan Dunia. “
Dikisahkan oleh Abu Sa’id juga, “ saat itu, Pir Basyr pun berkata kepada ayahku, Roti ini di atas itu. Aku dijanjikan bahwa orang yang sentuhan tangannya mampu menghangatkan ( Roti ) ini akan menghidupkan dunia.”
Sejak itulah abu Sa’id mendapatkan bingbingan dari Pir Basyr tentang cinta
tampa pamrih kepada Allah, yang segala hal dilakukan bukan untuk mengharapkan ganjaranatau takut akan hukumaNya. Melainkan hanya untuk cinta !
Pada suatu ketika, Pir Basyr bertanya kepada Abu Sa’id ihwal apakah dia ingin berdialog dengan Allah.
“ tentu saja aku ingin, “ jawab Abu Sa’id.
Manakala engkau sedang sendirian, lantunkan syair ini ;
TampaMu
Duhai kekasih
Aku tak bisa istirahat
Tak sanggup kuhitung kebaikanMu
Kepadaku
Meski setiap utas rambut ditubuhku
Menjadi lidah
Tak mampu kuucapkan seperseribu
Syukurku kepadaMu.”
Begitu sering Abu Sa’id mengulang-ngulang syair itu, maka tak heran, di usia muda dia sudah menuju jalan Allah. Dan tak lama setelah Pir Basyr meninggal dunia, dia pun berguru kepada(Abu Ali Faqih)di kota Sarakhs. Di kota inilah dia berjumpa dan bersahabat debgan(Lukman),seorang shalih yang bakal mengubah jalan hidup dan kehidupannya.
Pada suatu ketika, Sa’id melihat Lukman, sahabatnya duduk di atas seonggok abu dan membuat sesuatu dari kulit domba. Dan saat ditanya, Lukman pun menjawab,” Aku membuat jubah untukmu ,” ujarnya sambil menggamit tangannya dan membawanya ke khanaqah Pir Abu’ al Fadhl Hasan.
Saat itu juga Pir Abu’al Fadhl Hasan memberitahukan bahwa ( 124 ) ribu Nabi telah datang dan menyeru manusiauntuk memenuhi panggilan Allah. Bagi yang tidak memperhatikan, peringatan itu dianggap sebagai angin lalu saja. Tetapi, bagi sebagian orang yang Taqwa, mereka langsung saja melantunkan Asma Allah berulang-ulang dan tenggelam dalam (Dzikir)sehingga hatinya pun menjadi bersih.Dan Asma Allah pun muncul di hati mereka.
Kata-kata Abu Al Fadhl sangat berpengaruh pada Abu Sa’id, sehingga malam itu dia tidak bisa tidur barang sekejap.
Esoknya, dia langsung disuruh meminta keterangan dari Abu Al Faqih setibanya disana, dia langsung disuruh meminta keterangan dari Pir Abu al Fadhl Hasan. Sesudah berkhidmat, dia diminta untuk segera pulang ke kampung halamannya guna berkhalawat dan bersimpuh kehadirat Allah. Dan selama rentang waktu itu, dia duduk di padepokannya dengan mengulang – ngulang Asma Allah. Bahkan ketika ia tertidur atau pikirannya sedang pepet, terlihat olehnya sesosok bayangan membawa tongkat api yang menyuruhnyauntuk kembali melantunkan kata – kata itu. Ketakutan Abu Sa’id akan bayangan itu membuat dia terus mengulang – ngulang Asma Allah bahkan segenap wujud dirinya mulai mengucapkan kata yang sama;(Allah,Allah,Allah) .
Sesudah peristiwa itu, dia kembali kepada Abu al Fadhl dan mulai mengamalkan kehidupan zuhud secara keras dan ketat. Pada akhirnya, dia diterima sepenuhnya oleh Pir Abu Al Fadhl dan menerima jubah sufi darinya. Dan setelah gurunya wafat, kembali Abu Sa’id melanjutkan khalawatnya
dengan lebih keras lagi.
Abu Sa’id menghabiskan tujuh tahun di tanah gersang dan hanya makan akar – akaran dari tanaman berduri yang tumbuh di sekitarnya. Selanjutnya, dia melangkahkan kakinya ke kota Amul dan berhidmat kepada Syekh Abu al Abbas dan mukim selama setahun di sana. Di kota ini, dia menerima jubah sufi untuk kedua kalinya.
Bagi Abu Sa’id, Syekh Abu al Abbas adalah seorang guru yang sempurna dan insan kamil. Perasaannya terhadap sang guru amat dalam, sehingga acap kali mengunjungi makam sang guru di Sarakhs tiap ia mengalami pengalaman mistis yang tak sanggup diatasinya.
Setelah melewati latihan – latihan panjang dan mencapai kesempurnaan, Abu Sa’id pun mulai menghentikan latihan kezuhudannya yang keras itu. Kinu dia tak lagi perlu melakukan berbagai amalan dan latihan secara ketat. Pandangannya langsung tertuju kep pada Allah.
KEAJAIBAN YANG DITUNJUKAN ABU SA’ID
Suatu malam, Raja Mahmud yang sangat dihormati oleh Syekh bermimpi melihat
Gunung di dekat Nisyapur terbelah menjadi dua dan terbitlah bulan purnama.bulan itu.
bergerak kelangit dan mendarat di khanaqah di kawasan distrik Adanykoyoun. Dari mimpi itu Mahmud tau bahwa telah datang seorang tokoh spiritual ke Ni syapur. Seorang pecinta pripurna kepada Allah biasa dilambangkan sebagai bulan purnama yang tidak punya cahaya sendiri tetapi sepenuhnya memantulkan cahaya matahari keagungan (Allah).Sedang terbelahnya Gunung menandakan tiada hambatan apa pun yang merintangi jalan orang seperti itu.
Kemudian, Mahmud pun berangkat ke luar kota guna menyambut kedatangan Abu Sa’id dan membawanya ke Khanaqah.
Sebagaimana kodrat alam yang selalu mendua. Kedatangannya Abu Sa’id ternyata mengundang rasa tidak suka pada beberapa kalangan. Diantaranya dua kepala suku dan sekaligus fundamentalis ektrim. Abu Bakr Ishak dan sa’id keduanya menganggap Abu Sa’id sebagai ahli Bid’ah, dan selalu menggunakan kesempatan untuk menghentikan tindakannya. Bahkan, keduanya nekad melaporkan kepada Raja Mahmud, mereka diprolehkan untuk menggunakan Syekh Sufi yang baru datang itu sesuai dengan keinginannya asalkan tidak menyimpang dari hukum Islam.
Walau pengikut Abu sa’id tahu, tetapi tak ada seorangpun yang berani melaporkan keadaan itu kepada sang guru.
Pada saat shalat jum’at, dimana Imamnya adalah sa’id, salah seorang musuhnya, sebelum selesai khutbah Abu Sa’id meminta kepada Hasan untuk membeli Kauk(Kue kering)dan managha(Kacang polong)dan mengantarkannya kepada Abu Bakr sambil menyampaikan pesan yang berbunyi,“Abu Sa’id ingin agar engkau berbuka dengan makanan ini.
Abu Bakr langsung menyimpan makanan itu untuk berbuka puasa. Dan tak lama setelah itu, dia mengirim utusan untuk menyampaikan pesan kepada Sa’id, sahabatnya,” Aku tidak mau bekerjasama tak mungkin aku mampu melawan orang yang tahu banyak tentang segala yang terbesit di dalam hati orang lain.
Bahkan, utusan Abu Bakr menceritakan betapa ketika dirinya berpesan dengan Abu Sa’id, mendadak segala kekuatannya seolah tercabut dari tubuhnya.
Kisah lain menyebutkan, pernah pada suatu ketika Abu Sa’id kedatangan ( 80 ) darwais dari luar kota dan ( 40 ( dari sekitarnya. Kemudian menyuruh Hasan untuk menyajikan makanan berupa daging panggang yang diolesi gula, manisan dan air mawar, dan membakar daging itu dengan kayu Gaharu serta dusajikan di atas meja bertaplak putih di Masjid kota
Maksudnya, agar orang tahu makanan apa yang disajikan untuk pilihan Tuhan dari alam Gaib.
Dengan hati bingung Hasan berangkat ke pasar tampa membawa uang barang sepeserpun. Dan setibanya di pasar, Hasan hanya berdiri di depan pintu pasar sampai seluruh toko tutup. Beberapa saat kemudian, ada seseorang mendekati dan bertanya ikhwal kesulitannya. Setelah Hasan menceritakan, orang itu tersenyum dan menyuruhnya
mengambil uang sebanyak yang dibutuhkannya.
Kisah lain diceritakan tentang hari-hari akhir Abu Sa’id, pada usia ( 82 tahun ). Ketika itu dia pergi dari Ni Nyapur menuju Maihana. Dalam setiap ceramah dia meramalkan, sesudah wafatnya nanti, Allah akan di depak dari komonitas Manusia. Saat itu, Manusia bakal tenggelam dalam berbagai urusan materi dan mengabaikan spiritual.
Dan didalam akhir ceramahnya dia mengatakan, “ Jika seseorang bertanya tentang Identitasmu, jangan katakan bahwa kalian adalah seorang Mukmin, Sufi atau Muslim ; sebab kalian akan diminta untuk membuktikan apa saja yang kalian katakan , sebaiknya katakan bahwa kalian adalah pengikut, dan pemimpinmu ada dimana-mana. Katakan, tanyalah pemimpin-pemimpin kami, sebab hanya mereka yang punya jawaban. Carilah siapa pemimpin spiritual kalian. Sebab, jika kalian dibiarkan sendiri, akan banyak kerusakan.
Abu Sa’id meninggal pada ( 1061 ) dan dikebumikan di Maihana. Makamnya dipelihara oleh keturunannya selama ( 120 tahun ), dan sesudah invasi kaum turcemon dan suku Ghuzz, sekitar tahun 115 anggota sekeluarganya dibantai dan kota itu sendiri akhirnya hancur lebur.
Seputar Keutamaan Akhlaq
Seputar Keutamaan Akhlaq
diriwatkan oleh Anas bahwa seseorang bertanya
kepada Nabi Muhammad SAW, “ Wahai Rasulullah,
siapakah di antara orang-orang beriman
yang paling utamanya Imannya? “ Beliau menjawab ;
“ Yaitu mereka yang paling baik akhlaknya . “ ( HR. Ibnu Majah ).
Akhlak yang baik adalah keutamaan sejarah hidup hamba,sehingga mutiara-mutiara seseorang nampak. Manusia itu terlapisi oleh pisiknya, namun terungkap oleh akhlaknya.
Syekh Abu Ali Ad-daqqaq berkata ; “ Allah SWT menganugrahi utusanNya ( Muhammad SAW ) dengan keistimewaan sifat Beliau, dengan pujian yang sama sekali tidak tidak pernah dipujikan kepada makhluk lain karena itu Allah SWT berfirman , “ bahwa sesungguhnya Beliau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
Muhammas Al Wasithy mengatakan, “ Allah SWT memberi predikat beliau dengan akhlak yang agung, karena beliau melerakan diri dari dunia dan akhiratnya, dan merasa puas hanya dengan Allah semata-mata, “
Al-Husen bin Manshur menjelaskan , “ Akhlak mulia adalah, bahwa engkau tidak terpengaruh kekasaran orang banyak, setelah engkau memperhatikan Akhlak.
Abu Sa’id Al-Karraz mengatakan ,” Akhlak mulia berarti engkau tidak mempunyai ciata-cita selain Allah SWT.
Al-Kattany menegaskan, “ Tasawuf adalah Akhlak. Barang siapa bertambah dalam akhlak, berarti bertambah pula dalam tasawuf.”
Al-Fudhail bin Iyad mengatakan , “ jika seseorang bertindak dengan Akhlak mulia dalam segala hal, tapi dia memperlakukan ayamnya dengan buruk, maka tidak dapat dianggap berakhlak baik.
Abdullah bin Muhammad Ar - Razy menyatakan , “ Akhlak berarti memandang rendah, bahwa engkau mencegah bahayaapaun yang datang darimu, serta mengagungkan yang datang dari Allah SWT. “
Syekh Al-Kirmany mengatakan,” sutu tanda Akhlak yang baik adalah, bahwa engkau mencegah bahaya dan secara rela menanggung kerugiannya yang mereka timpakan kepaamu.
Nabi SWT bersabda , “ engksu tidak akan dapat memberikan kebahagiaan orang lain dengan hartamu, karenanya berilah kebahagiaan dengan wajah yang manis dan Akhlak yang baik, “ ( HR . Al-Bazzar dan Hakim ).
Seorang bertanya kepada Dzu Nun Al; Misrhy, “ siapakah orang yang piling banyak cemas ? “ Ia menjawab, “ Orang yang paling buruk akhlaknya.
Wahb menegaskan, “ Jika seseorang mempraktekan akhlak mulia selama empat puluh hari, “ Allah akan menjadikan akhlak mulia sebagai sifat bawaan baginya. “
Dikatakan , “ Akhlak yang buruk menyempitkan hati pelakunya. Sebab ia tidak memberi ruang bagi apapun selain hawa nafsunya sendiri, dan hati menjadi sebuah ruangan sempit hanya cukup bagi pemiliknya. “
Dikatakan juga, “ suatu tanda keburukan akhlak Anda, manakala Anda hanya tertuju pada keburukan akhlak orang lain. “
Rasulullah SAW ditanya, “ apakah yang disebut celaka itu ? “ Beliau menjawab, “ Akhlak yang buruk .
Dikatakan, “ Akhlak yang baik berarti menanggung penderitaan dengan penuh kegembiraan. “
BEBERAPA CONTOH SEPUTAR AKHLAK SUFI
Yahya bin Ziyad Al-Haritsy ditanya berkaitan dengan seorang budak yang buruk perilakunya,” mengapa engkau masih tetap memeliharanya ? “
Ia menjawab,” agar aku dapat belajar bermurah hati, “
Dikatakan bahwa anak-anak apabila melihat Uways Al Qarny, mereka selalu melemparinya dengan batu. Karena itu ia mengatakan kepda mereka, jika kalian memang harus melempariku, gunakanlah yang kecil agar kakiku tidak teluka, yang membuatku terhalang shalat. “
Suatu ketika seorang laki-laki memaki Al-Ahnaf bin Qays dan menghinanya. Orang itu mengikuti dibelakangnya. Ketika Al-Ahnaf sampai dekat lingkungan kediamannya sendiri, ia berhenti dan menasasehati orang tersebut, “ wqahai anak muda, jika engkau masih punya kata-kata untuk di ucapkan, katakanlah sekarang, sebelum salah seorang tetanggaku yang bodoh mendengar, dan menjawab kata-katamu.
Dikatakan bahwa Sa’id Al Hiry sedang melewati jalan menjelan tengah hari ketoka seseorang di atas atap menumpahkan seember debu ke atas kepalanya. Kawan – kawannya menjadi marah dan mulai menereaki orang yang menumpahkan abu itu.”
Sa’id berkata, “ jangan mengatakan apa-apa ! orang yang layak memperoleh neraka. Tapi hanya dikenai abu saja, tidak berhak untuk marah.”
Diceritakan, Ibrahim bin Adham pergi kesalah satu padang pasir yang luas. Tiba-tiba seorang tentara muncul dihadapannya dan bertanya, “ dimana kampung yang paling ramai
Ibrahim menunjuk kerah kuburan. Si tentara itu lalu memukul kepala ibrahim bin Adham, ketika ia akhirnya melepaskan ibrahim, seseorang mengatakan kepadanya, “ itu tadi Ibrahim bin Adham, sufi dari Khurasan.”
Tentara itu lalu meminta maaf kepada ibrahim bin Adham, ibrahim berkata, “ krtika engkau memukulku, aku berdo’a kepada Allah SWT agar memasukanmu kedalam surga. “ tentara itu bertanya, “ Mengapa ? “
Ibrahim menjawab, “ aku tahu bahwa aku akan memperoleh pahala karena pukulanmu. Aku tidak ingin nasibku menjadi baik dengan kerugianmu, dan perhitungan amalmu menjadi buruk karena diriku.”
Diriwayatkan, ada seseorang mengundang Sa’id bin Ismail Al-Hiry ke rumahnya. Ketika Sa’id muncul di muka pintu, orang itu mengatakan kepadanya, “ Wahai Seikh, ini bukan waktu yang baik bagi tuan untuk
masuk kedalam rumahku. Maaf, silahkan pergi.”
Ketika Sa’id datang lagi kerumahnya, orang tersebut menyuruhnya pergi lagiseraya mengatakan, “ Maaf, tuan . “ ia menyuruh Sa’id supaya dtang lagi pada suatuwaktu tertentu. Orang itu mengatakan hal yang sama. ( peristiwa itu sampai terulang empat kali ).
Akhirnya orang itu menjelaskan, “ Wahai Seikh, aku hanya ingin menguji anda. Ia lalu meminta maaf kepada Sa’id lalu memuji-mujinya. Tapi Sa’id berkata, “ jangan memujiku karena sifat yang juga dimiliki oleh seekor anjing. Jika anjing dipanggil dia datang jika dia diusir dia pergi.”
Ibrahim bin adham ditanya, “ apakah anda pernah merasa senang di dunia ini ? “ ia menjawab, “ Ya, dua kali. Yang pertama, ketika aku sedang duduk dan seorang laki-laki mengencingiku. Yang kedua, ketika aku sedang duduk dan seorang laki-;aki datang menamparku.”
Diceritakan bahwa ketika Ma’ruf Al-Karkhy pergi berwudhu, ia meletakan Al-Qur’an dan jubahnya. Tiba-tiba seorang wanita datang dan membawa benda miliknya. Ma’ruf mengikutinya dari belakang lalu berkata, “ Wahai saudaraku, engka tidak apa-apa dengan perbuatanmu ini. Apaka engkau punya seorang anak laki-laki yang dapat membaca Al-Qur’an ? “
Tidak, “ jawab wanita itu, Ma’ruf lalu berkata, “ kalu begitu berikanlah Al-Qur’an itu, kembalikan kepadaku. Sedangkang jubah, silahkan ambil. “
Diceritakan bahwa Abdullah Al-Khayyath mempunyai pelanggan jahitan baju seorang majusi. Orang itu biada membayarnya dengan uang dhirham palsu dan Abdullah menerima saja. Suatu hari saat Abdullah sedang sibuk disuraunya, orang Majusi itu datang untuk mengambil pakaian pesanannya dan coba membayarnya dengan dhirham-dhirham palsu, yang diberikan kepada muridnya.
Namun oleh si murid di tolak. Akhirnya terpaksa si Majusi membayar dengan dirham asli, ketika abdullah datang, ia bertanya kepada muridnya. “ dimana pakaian pesanan orang Majusi itu? “
Simurid menceritakan apa yang telah terjadi, Abdullah marah kepada muridnya tersebut katanya, “ engkau telah melakukan kesalahan. Selama beberapa waktu, kami telah melakukan binis dengan caranya itu, dan aku bersabar saja. Dirham-dirham palsu itu biasa kulemparkan kedalam sumur, agar ia tidak menipu orang lain, selai diriku, “ ( disarikan dari kitab Rasalatul Qusyairiyah, karya Imam Al- Qusyairy An-Naisabury ).
Manusia setelah mati menurut Al-Quran
Manusia setelah mati menurut Al-Quran
Tuhan menciptakan makhlukNya tidaklah sia-sia. Begitu pula kehidupan makhluk tersebut tidak dibiarkannya, melainkan diberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan untuk kesejahtraan makhlu itu sendiri …..
Bagi manusia, ada empat macam petunjuk yang diberikan oleh Allah, yakni :
1 . tabe’at ( instink ),
2 . panca indra,
3 . akal,
4 . agama ( wahyu ),
setelah dilahirkan, manusia sudah dibekali tabi’at yang dibawanya. Misalnya :
lapar,
haus,
menangis dan lain sebagainya.
Sesaat setelah dilahirkan, biasanya anak manusia akan menangis, dan setelah mulutnya diberi madu, maka dia akan langsung menghisapnya. Kepandaian menangis dan menghisap tadi adalah suatu petunjuk dari Allah.
Kemudian datang petunjuk yang kedua yakni panca indra. Dengan petunjuk ini,
maka manusia dapat melihat berbagai benda yang ada di alam ini, mendengar suara,
menciuam,
meraskan pahit,
manis,
bahkan sakit,
petunjuk pertama dan kedua yang tersebut diatas, di samping diberikan kepada manusia, juga diberikan kepada binatang. Sejak lahir, binatang sudah dapat merasakan lapar, haus, dan sebagainya. Dia akan langsung menghisap bila sang induk menyusuinya. Begitu sang induk akan menyusui dan memelihara anak-anaknya sampai mereka dewasa. Dan ini semua adalah tabi’at ( instink ) yang diberikan Allah kepada binatang.
Selain itu, Allah pun memberikan panca indra kepada binatang. Yakni : berupa penglihatan,
Pendengaran,
Penciuman,
Dan yang lainnya, sehingga binatang dapat
Melihat,
Mendengar,
Mencium,
Merasakan,
Bahkan merasa sakit,
Sedangkan petunjuk yang ketiga adalah akal. Akal inilah yang diberikan kepada manusia sebagai pembeda. Dengan akal, manusia dapat menimbang yang baik dan yang buruk, atau antara benar dan salah. Dengan akal, manusia dapat mengatur hidupnya, untuk mencapai hidup yang sejahtra.
Pertanyaannya, apakah akal ini akan mampu atau sudah cukup untuk mengatur hidup manusia ?
Sejarah yang telah mampu mengatakannya kepada kita, tak ada manusia yang selamat jika ia memperalat dan mempedomani akalnya saja. Sebab akal hanyalah merupakan alat pertimbangan nilai antara baik dan buruk.karena itu harus ada penilai-penilai lain yang mampu menentukan mana yang baik dan mana yang buruk,agar akal dapat bekerja dengan secara benar dalam tugasnya sehari-hari berdasarkan kekuatan dan petunjuk ilmu.”
Selain itu, didalam menimbang sesuatu tak jarang akal dipengaruhi nafsu yang dapat menjurumuskan manusia lebih memilih kepada pertimbangan yang sesat. Dengan demikian, maka akal belum dapat menjamin manusia untuk menuntunnya kearah hidup yang sejahtra dunia akhirat.
Karena itu, Tuhan menurunkan petunjuknya yang ke empat berupa agama ( wahyu ).Agama dalam hal ini adalah petunjuk Tuhan yang diberikan kepada HambaNya melalui para Nabi, dan agama yang benar adalah Islam.
Al-Qur’an sebagai pedoman umat islam merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman hidup manusia yang tidak disangsikan lagi kebenarannya. Dengan mengikuti Al-Qur’an, manusia akan selamat baik di dunia maupun di akhirat.
“ sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. “
ayat tersebut menunjukan bahwa Allah telah memberikan petunjuk kepada manusia berupa jalan yang lurus, atau tuntunan yang telah ditetapkan Allah untuk dilakukan. Walau ayat ini telah menyuratkan dengan jelas, tetapi diantara manusia ada yang mengikuti dan ada pula yang mengingkarinya.
Denjgan diberi petunjuk akan dan wahyu, maka manusia merupakan makhluk yang akan dimintai tanggung jawab oleh Allah atas segala perbuatannya semasa hidup di dunia. Dan pertanggungjawaban ini akan dituntut Allah pada waktu manusia dihadapkan ke pengadilanNya di Padang Makhsyar ( Hari Kiamat ). Pada waktu itu, manusia tidak akan dapat mengingkari atau menutupi segala perbuatannya semasa dia hidup di dunia. Apalagi Allah akan menghadirkan beberapa saksi sebagai penguat yakni :
Anggota badan,
Bumi tempat dia melakukan perbuatan,
Dan catatan yang dibuat oleh malaikat ( Raqib dan Atid ).
Di padang makhsyar besok pada Hari Kiamat, anggota badan manusia seperti lisan, tangan, kaki, dan yang lainnya akan menjadi saksi atas segala perbuatan yang dilakukannya saat manusia hidup di dunia. Seumpama seorang melakukan pencurian, maka ketika dihisab di padang Makhsyar, Tangan, Kaki, dan anggota badan yang lainnya akan menjadi saksi atas perbuatan tersebut. Perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an ( QS. Nur : 24 ) : “
Pada hari menjadi saksi atas mereka, lidah, tangan, dan kaki mereka, tentang segala apa yang telah mereka kerjakan. “
Selain itu, Allah juga akan menghadirkan bumi tempat di mana orang itu melakukan perbuatannya. Seumpama seseorang melakukan maksiat dirumah kosong, di pinggir danau, atau di pinggir sungai, maka
tempat-tempat itu akan di ajukan Allah sebagai saksi atas perbuatan maksiat itu.
Sebagai saksi ketiga adalah buku catatan yang ditulis oleh malaikat(Raqib dan Atid. Firman Allah dalam Al-Qur’an : “
Dan tiap-tiap manusia, Kami ( Allah ) gantungkan segala perbuatan dikuduknya dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah buku yang dijumpainya terbuka. Bacalah bukumu, cukuplah dirimu sendiri menghitung apa yang kamu kerjakan.”
Demikian dengan adanya saksi tersebut keadilan Tuhan pun berlaku, sehingga amat sulit bagi manusia untuk melepaskan tanggungjawab atas segala perbuatan.
Setelah itu barulah manusia divonis, apakah dengan nikmat dimaksud kesurga, atau dengan laknat ke Nereka. Itu semua tergantung kepada perbuatannya masing-masing. “
Langganan:
Postingan (Atom)