Senin, 22 Maret 2010

Manusia setelah mati menurut Al-Quran



Manusia setelah mati menurut Al-Quran

Tuhan menciptakan makhlukNya tidaklah sia-sia. Begitu pula kehidupan makhluk tersebut tidak dibiarkannya, melainkan diberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan untuk kesejahtraan makhlu itu sendiri …..

Bagi manusia, ada empat macam petunjuk yang diberikan oleh Allah, yakni :
1 . tabe’at ( instink ),
2 . panca indra,
3 . akal,
4 . agama ( wahyu ),
setelah dilahirkan, manusia sudah dibekali tabi’at yang dibawanya. Misalnya :
lapar,
haus,
menangis dan lain sebagainya.
Sesaat setelah dilahirkan, biasanya anak manusia akan menangis, dan setelah mulutnya diberi madu, maka dia akan langsung menghisapnya. Kepandaian menangis dan menghisap tadi adalah suatu petunjuk dari Allah.

Kemudian datang petunjuk yang kedua yakni panca indra. Dengan petunjuk ini,
maka manusia dapat melihat berbagai benda yang ada di alam ini, mendengar suara,
menciuam,
meraskan pahit,
manis,
bahkan sakit,

petunjuk pertama dan kedua yang tersebut diatas, di samping diberikan kepada manusia, juga diberikan kepada binatang. Sejak lahir, binatang sudah dapat merasakan lapar, haus, dan sebagainya. Dia akan langsung menghisap bila sang induk menyusuinya. Begitu sang induk akan menyusui dan memelihara anak-anaknya sampai mereka dewasa. Dan ini semua adalah tabi’at ( instink ) yang diberikan Allah kepada binatang.
Selain itu, Allah pun memberikan panca indra kepada binatang. Yakni : berupa penglihatan,
Pendengaran,
Penciuman,
Dan yang lainnya, sehingga binatang dapat
Melihat,
Mendengar,
Mencium,
Merasakan,
Bahkan merasa sakit,

Sedangkan petunjuk yang ketiga adalah akal. Akal inilah yang diberikan kepada manusia sebagai pembeda. Dengan akal, manusia dapat menimbang yang baik dan yang buruk, atau antara benar dan salah. Dengan akal, manusia dapat mengatur hidupnya, untuk mencapai hidup yang sejahtra.

Pertanyaannya, apakah akal ini akan mampu atau sudah cukup untuk mengatur hidup manusia ?

Sejarah yang telah mampu mengatakannya kepada kita, tak ada manusia yang selamat jika ia memperalat dan mempedomani akalnya saja. Sebab akal hanyalah merupakan alat pertimbangan nilai antara baik dan buruk.karena itu harus ada penilai-penilai lain yang mampu menentukan mana yang baik dan mana yang buruk,agar akal dapat bekerja dengan secara benar dalam tugasnya sehari-hari berdasarkan kekuatan dan petunjuk ilmu.”

Selain itu, didalam menimbang sesuatu tak jarang akal dipengaruhi nafsu yang dapat menjurumuskan manusia lebih memilih kepada pertimbangan yang sesat. Dengan demikian, maka akal belum dapat menjamin manusia untuk menuntunnya kearah hidup yang sejahtra dunia akhirat.

Karena itu, Tuhan menurunkan petunjuknya yang ke empat berupa agama ( wahyu ).Agama dalam hal ini adalah petunjuk Tuhan yang diberikan kepada HambaNya melalui para Nabi, dan agama yang benar adalah Islam.

Al-Qur’an sebagai pedoman umat islam merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman hidup manusia yang tidak disangsikan lagi kebenarannya. Dengan mengikuti Al-Qur’an, manusia akan selamat baik di dunia maupun di akhirat.
“ sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. “
ayat tersebut menunjukan bahwa Allah telah memberikan petunjuk kepada manusia berupa jalan yang lurus, atau tuntunan yang telah ditetapkan Allah untuk dilakukan. Walau ayat ini telah menyuratkan dengan jelas, tetapi diantara manusia ada yang mengikuti dan ada pula yang mengingkarinya.

Denjgan diberi petunjuk akan dan wahyu, maka manusia merupakan makhluk yang akan dimintai tanggung jawab oleh Allah atas segala perbuatannya semasa hidup di dunia. Dan pertanggungjawaban ini akan dituntut Allah pada waktu manusia dihadapkan ke pengadilanNya di Padang Makhsyar ( Hari Kiamat ). Pada waktu itu, manusia tidak akan dapat mengingkari atau menutupi segala perbuatannya semasa dia hidup di dunia. Apalagi Allah akan menghadirkan beberapa saksi sebagai penguat yakni :
Anggota badan,
Bumi tempat dia melakukan perbuatan,
Dan catatan yang dibuat oleh malaikat ( Raqib dan Atid ).

Di padang makhsyar besok pada Hari Kiamat, anggota badan manusia seperti lisan, tangan, kaki, dan yang lainnya akan menjadi saksi atas segala perbuatan yang dilakukannya saat manusia hidup di dunia. Seumpama seorang melakukan pencurian, maka ketika dihisab di padang Makhsyar, Tangan, Kaki, dan anggota badan yang lainnya akan menjadi saksi atas perbuatan tersebut. Perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an ( QS. Nur : 24 ) : “
Pada hari menjadi saksi atas mereka, lidah, tangan, dan kaki mereka, tentang segala apa yang telah mereka kerjakan. “

Selain itu, Allah juga akan menghadirkan bumi tempat di mana orang itu melakukan perbuatannya. Seumpama seseorang melakukan maksiat dirumah kosong, di pinggir danau, atau di pinggir sungai, maka

tempat-tempat itu akan di ajukan Allah sebagai saksi atas perbuatan maksiat itu.
Sebagai saksi ketiga adalah buku catatan yang ditulis oleh malaikat(Raqib dan Atid. Firman Allah dalam Al-Qur’an : “
Dan tiap-tiap manusia, Kami ( Allah ) gantungkan segala perbuatan dikuduknya dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah buku yang dijumpainya terbuka. Bacalah bukumu, cukuplah dirimu sendiri menghitung apa yang kamu kerjakan.”

Demikian dengan adanya saksi tersebut keadilan Tuhan pun berlaku, sehingga amat sulit bagi manusia untuk melepaskan tanggungjawab atas segala perbuatan.

Setelah itu barulah manusia divonis, apakah dengan nikmat dimaksud kesurga, atau dengan laknat ke Nereka. Itu semua tergantung kepada perbuatannya masing-masing. “

Tidak ada komentar: