Rabu, 30 Juli 2014

Sungai di dalam laut, bukti kebenaran Al-Qur’an


Sungai di dalam laut, bukti kebenaran Al-Qur’an

Sungai dalam laut


MimbarAlQalam – Luar biasa! Bagaimana menurut Anda dengan lapisan air laut yang didalamnya ternyata ada aliran sungai? Nggak percaya! Ini buktinya!
Coba lihat gambar ini, yang jelas ini bukan foto hasil edit dari photoshop…!
Para penyelam baru mengetahui kebenaran ini setelah mereka membuktikannya langsung. Apa komentar mereka? Semuanya bermacam-macam. Begitu juga Anda yang membaca artikel ini.
Bagi para pembaca, mungkin ada yang sudah tidak asing melihat fakta ini. Tapi tidak ada salahnya untuk kita kaji dari sudut pandang yang ilmiyah dan terbukti secara nyata.
Sebelumnya, ada pertanyaan sisipan yang ingin saya tanyakan, “Percayakan Anda dengan kebenaran Al-Qur’an?”
Bagi yang muslim, tentu saja mereka tanpa ragu lagi akan mengatakan, “Kami percaya.” Atau kalau dalam bahasa Syar’i-nya, “Kami beriman.” Sampai disini sebetulnya masih ada yang perlu dikoreksi, “percaya” bukan berarti “beriman”. Kenapa? Karena “percaya” itu baru 1/3 dari pengertian “beriman”, sebab Iman adalah kamu “Membenarkan”, “Mengatakannya” dan “Mengamalkannya”. Percaya Al-Qur’an, maka kamu wajib melaksanakan semunya, tidak hanya yakin dengan pembahasan, “Sungai di dalam laut ini.” Ini hanyalah salah satu bagian untuk meyakinkanmu, bahwa Al-Qur’an ini bukan perkara yang main-main.
Adapun Iman itu memiliki banyak cabang, sekitan 70 sekian, yang paling tinggi adalah Laa ilaaha illalloh, dan yang paling ringan adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. (Sebagaimana yang tertera dalam Hadits Rasululloh saw).
Lapisan Haloklin Sungai Bawah Air Laut, apa kata ahlinya?
Deskripsi video tentang lapisan haloklin yang dibuat oleh  Anatoly Beloschin, seorang fotografer profesional asal Rusia beberapa tahun yang lalu mengatakan:
“We are 30 meters deep, fresh water, then 60 meters deep – salty water and under me I see a river, island and fallen leaves..” (Pada kedalaman 30 meter, air tawar, lalu pada kedalaman 60 meter air asin, dan di bawah, saya melihat sebuah sungai, pulau dan serakan daun-daun yang jatuh).
Jika dideskripsikan lebih rinci maka pernyataan ini memberikan gambaran bahwa air dalam goa ini terdiri dari 3 lapisan air yaitu air asin atau payau di permukaan, air tawar sampai kedalaman 30 meter dan air asin lagi sampai ke dasar cenote. Hal ini sebagaimana yang dipublikasikan oleh situs mgi.esdm.go.id yang ditulis oleh, M. Salahuddin (penyelidik bumi PPPGL), “Artikel Puslitbang Geologi Kelautan: Subaktian Lubis (scuba diver POSSI Jawa Barat).”
Walaupun dalam tulisan mgi.esdm.go.id mengatakan itu bukan lapisan air dalam laut, tapi dia sendiri bilang itu adalah lapisan air bawah laut. Dan dia mengakui itu seperti aliran sungai dari hulu ke hilir. Hanya saja ia menggunakan kata-kata yang membingungkan (dan dia memang bingung). Pasalnya, dia mengakui itu air didalam laut, tapi bukan dilaut lepas. Hanya dilaut dekat gua. “Ya tetap saja itu aliran sungai dibawah laut. Titik.”
Seorang manusia, kadang-kadang ia menjadi saksi nyata atas kebenaran Alloh, diantaranya ada yang langsung beriman dan bertaubat kemudian melaksanakan perintah Al-Qur’an dengan sepenuhnya. Seperti Nabi Ibrahim yang diminta untuk memotong-motong burung, kemudian Alloh menyuruhnya untuk menyebarkannya ke segala penjuru. Setelah Nabi Ibrahim memanggilnya, ternyata burung yang sudah mati itu dapat bangkit kembali. Alloh bisa berbuat kepada siapa saja untuk menunjukkan kepada manusia, agar manusia itu menggunakan akalnya dan ia berfirikir. Sesungguhnya semua ini ada yang menciptakan, dan tidaklah semua ini diciptakan untuk tujuan yang batil.
Al-Qur’an Sudah memberitakannya sejak 1400 tahun yang lalu

Sungai Dalam Laut 01 

“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)

Lain lagi dengan Anatoly Beloschin, lain pula dengan Mr. Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Mereka memiliki profesi yang sama, atau bisa dibilang adalah orang yang mirip, tapi berbada. Costeau adalah orang yang hoby dengan diving (menyelam). Sepanjang hidupnya ia sudah menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia, dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut. Hasil karyanya di siarkan melalui siaran “Discovery.” Bila Anda salah satu penggemar acara ini pasti kenal dengan beliau.
Beliau pernah menceritakan pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur dengan air laut yang asin.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez .
Ayat itu berbunyi, “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan…” Artinya: “Dia (Alloh) biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak bisa ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Sungai di dalam Laut 15 

Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
Akhirnya tanpa pikir panjang lagi, Mr. Costeau pun memutuskan untuk memeluk Islam yang haq ini.
Nah, sekarang giliran Anda untuk membuktikannya. Silahkan Anda mengunjungi  Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.

tanjung perak 

Nah, sekarang, lain lagi laut Cenote Angelita Mexico, lain lagi laut di Tanjung Perak kota Surabaya. Ini lebih nyata dan bukan main-main. Kalau aliran sungai didalam laut, mungkin masih banyak yang orang ga percaya, karena sulit untuk dibuktikan dan disaksikan secara langsung oleh mata.
Laut yang ini juga sama tapi beda, yaitu laut di dekat pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Anda yang sering naik kapal, pasti bisa menyaksikan ini. Dimana air yang berwarna kuning dan air yang berwarna biru, mereka saling terpisah. Layaknya minyak dan air yang tidak akan terpisa. Hal itu terjadi ditengah laut dengan lebar dengan jarak  puluhan atau bahkan ratusan kilometer.
Luar biasa bukan? Tak perlu jauh-jauh ke Mexico, sekarang di indonesia pun ada! Tanpa harus menyelam lagi. Itulah mengapa pelabuhan Surabaya dinamai dengan Tanjung Perak.
Masih tidak percaya kebenaran Al-Qur’an?? Masih tidak percaya kalau hukum dan syari’at Al-Qur’an ini bila dilaksanakan akan memberikan keadilan??
Sebaiknya kita harus banyak-banyak berfikir, dan kurangi berceloteh yang tidak berguna, apalagi mengada-ada! [Abu Abdillah/MimbarAlQalam]
Sumber: dbs

Tidak ada komentar: